Polling Website

Bagaimana Keakuratan Informasi yang tersedia ?

Artikel Terakhir

Calendar

« Mar 2024 »
M S S R K J S
25 26 27 28 29 1 2
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
31 1 2 3 4 5 6

Statistik Website

mod_mod_visitcounterVisitors Online2
mod_mod_visitcounterHits272986
mod_mod_visitcounterToday297
mod_mod_visitcounterYesterday246
mod_mod_visitcounterThis week1208
mod_mod_visitcounterThis month8196
mod_mod_visitcounterAll days178746

DETEKSI DINI PENYAKIT JANTUNG BAWAAN


DETEKSI DINI PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
 
Jakarta - Penyakit jantung bawaan (PJB) merupakan kelainan yang paling banyak ditemukan pada bayi baru lahir, dengan angka prevalensi kira-kira 8 per 1000 kelahiran. Penyakit jantung bawaan telah diidentifikasi sebagai salah satu penyebab kematian tersering pada satu tahun pertama kehidupan. Ada berbagai jenis penyakit jantung bawaan yang bisa terjadi, dengan klasifikasi yang paling umum yaitu yang membuat bayi biru (PJB sianotik) dan tidak membuat biru (PJB asianotik).

Penyakit jantung bawaan disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya faktor genetik dan lingkungan. PJB seringkali pula merupakan bagian dari suatu sindrom bawaan lahir, misalnya Down’s Syndrome dan William’s Syndrome. Ibu yang memiliki penyakit diabetes atau infeksi rubella saat kehamilan juga dapat berperan dalam kejadian PJB. Meski demikian, hampir 90% kasus PJB terjadi tanpa penyakit yang mendasari.

Bayi dengan PJB dapat menunjukkan bermacam tanda dan gejala, namun dapat juga tidak bergejala sampai ia dewasa. PJB yang tidak terdeteksi dan tidak terobati sampai dewasa berisiko menyebabkan gagal jantung dini dan kematian. Oleh karena risiko yang tinggi di masa depan, dan kejadian PJB yang sulit diprediksi, maka penting untuk melakuan deteksi dini PJB pada bayi baru lahir.

Fetal Echocardiography

Deteksi dini PJB dapat dilakukan sejak dalam kandungan, dengan pemeriksaan ekokardiografi janin. Sarana dan prasarana pemeriksaan ini belum tersedia luas di Indonesia, sehingga pemeriksaannya hanya diindikasikan pada ibu dengan risiko tinggi mengandung janin dengan PJB. Misalnya, ibu dengan riwayat keluarga PJB, ibu dengan konsumsi obat-obatan NSAID, ibu yang terpapar zat teratogen seperti litium atau antikejang, dan ibu dengan infeksi TORCH.

Pemeriksaan Oksimetri

Pemeriksaan oksimetri di jari dapat dilakukan sebagai deteksi dini PJB pada bayi baru lahir. Pemeriksaannya mudah, murah, dan tidak invasif sehingga dapat dilakukan di mana saja. Oksimetri dianjurkan untuk diperiksakan pada bayi berusia >24jam, dan sebelum bayi diperbolehkan pulang dari fasilitas kesehatan.

Pemeriksaa oksimetri dilakukan pada kedua tangan dan kaki bayi. Idealnya, bayi berusia >24jam menunjukkan saturasi oksigen >95% di keempat ekstremitas. Hasil oksimetri dikatakan positif apabila ditemukan saturasi oksigen3% di tangan kanan dan kaki, pemeriksaan diulang sampai maksimal 2x. Bayi dengan hasil pemeriksaan oksimetri positif sebaiknya segera dirujuk ke fasilitas tersier yang mampu menangani penyakit jantung bawaan, setelah penyebab saturasi oksigen rendah lainnya disingkirkan.

 
Sumber: Kemkes RI

Berita Terkait : Info Kesehatan

Copyright © 2019 - Dinas Komunikasi, Informatika dan Persandian Kota Lhokseumawe