CEGAH STUNTING, WARGA LHOKSEUMAWE DIAJAK GEMAR KONSUMSI IKAN

Lhokseumawe - Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mengajak masyarakat agar gemar mengonsumsi ikan terutama bagi anak yang sedang masa pertumbuhan. Pasalnya, selain terdapat protein, ikan juga mengandung omega-3 yang sangat bermanfaat untuk kecerdasan otak. Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), yang merupakan wakil walikota Lhokseumawe, Yusuf Muhammad mengatakan, orangtua wajib memberikan ikan kepada anak-anak yang dalam masa pertumbuhan.
“Jadi, jangan ada lagi paradigma yang salah mengatakan jangan banyak makan ikan, tetapi kita balik untuk banyak makan ikan kurangkan makan nasi. Apalagi ikan segar bisa didapatkan dengan mudah di Kota Lhokseumawe dan Aceh yang notabene wilayahnya dikelilingi laut,” kata Yusuf kepada AJNN, Kamis (23/6).
Selanjutnya lanjut Yusuf, untuk percepatan penurunan stunting Kota Lhokseumawe yang berada diurutan ketujuh terendah di Aceh, diperlukan adanya kerjasama yang baik, serta komitmen bersama.
Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Sahidal Kastri mengatakan, melalui koordinasi dan sinergitas antar lembaga, pemerintah daerah, serta pemangku kepentingan diharapkan rekonsiliasi dan komitmen bersama, memberi peran penting dalam penanganan stunting di Aceh dan Kota Lhokseumawe. "Guna menurunkan dan menekan prevalensi stunting perlu adanya sinergitas dan kerjasama lintas sektor masing-masing dari kita dan peran penting dalam penanganan stunting. Untuk itu, diharapkan agar saling bekerjasama dalam mengentaskan permasalahan tersebut di Kota Lhokseumawe ini,” ujar Sahidal. Sementara itu, Ketua Tim PPS Perwakilan BKKBN Aceh, Sekban Husni Thamrin memaparkan, rekonsiliasi ini untuk koordinasi dan sosialisasi kepada pemerintah daerah dan TPPS tingkat Kabupaten/Kota guna menyusun langkah strategi percepatan penurunan stunting di Aceh, agar dapat mencapai target nasional yang telah ditetapkan sebesar 14 persen pada 2024. Berdasarkan peraturan Presiden No. 72 Tahun 2021 tentang percepatan penurunan stunting. Perpres ini memberikan dasar hukum untuk melakukan penguatan kerangka substansi, intervensi, pendanaan, serta pemantauan dan evaluasi yang diperlukan dalam berbagai upaya percepatan penurunan stunting. Sub Koordinator Perencanaan Perwakilan BKKBN Aceh, Dini Rahmadini menyebutkan, berdasarkan hasil studi kasus gizi Indonesia tahun 2021, angka stunting di Provinsi Aceh adalah 33,18%, sekaligus menempati posisi ketiga tertinggi di Indonesia setelah Provinsi NTT dan Sulawesi Barat. Sedangkan di Aceh, angka stunting tertinggi ada di Kabupaten Gayo Lues (42,9%), Kota Subulussalam (41,8%), dan di Kabupaten Bener Meriah (40,0%). “Jika melihat dari ambang batas toleransi yang direkomendasi oleh WHO tentang jumlah stunting, yaitu hanya 20%, maka tidak ada satupun Kabupaten atau Kota di Aceh yang berada dibawah 20%. Sedangkan Kota Lhokseumawe sendiri yaitu angka stunting sebesar 27,4% atau berada di urutan ketujuh terendah di Aceh,” pungkas Dini
Sumber: AJNN.NET
Berita Terkait : Berita
- DINKES LHOKSEUMAWE IKUT BERPARTISIPASI DALAM GERAKAN MASYARAKAT LHOKSEUMAWE BERSIH (GMLB)
- KASUS MONKEYPOX PERTAMA DI INDONESIA TERKONFIRMASI
- PEMERINTAH ACEH LUNCURKAN GISA, UNTUK PERCEPAT PENANGANAN STUNTING
- CEGAH ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DENGAN RUTIN MINUM TABLET TAMBAH DARAH
- DINAS KESEHATAN GOTONG ROYONG BERSAMA PJ WALIKOTA LHOKSEUMAWE
- PEMBENTUKAN KOALISI ORGANISASI PROFESI INDONESIA (KOPI) TB LHOKSEUMAWE
- CEGAH STUNTING, SEKTOR KESEHATAN FOKUS PADA 3 KELOMPOK SASARAN
- INTERVENSI KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM MENURUNKAN KEMATIAN JEMAAH HAJI
- TIGA TIPS MENCEGAH OBESITAS BAGI LANSIA
- HASIL SURVEI SEROLOGI KE-3: KADAR ANTIBODI PENDUDUK INDONESIA MENINGKAT 4 KALI LIPAT